Oke, untuk postingan yang sekarang admin mau kasih jawaban tentang pertanyaan yang datang ke akun twitter BEM () dari followers , dan ini yang sesuai admin ketahui tentang perbedaan Jurusan Akuntansi dan Manajemen.
       Di accounting umumnya kita belajar pembukuan keuangan perusahaan, dan segala sesuatu yang berususan dengan keuangan sebuah perusahaan.
     Namun seiring waktu, kebanyakan perusahaan mengurus keuangan dengan komputer untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan data yang akurat dan lebih cepat. Karena itu, di accounting era sekarang kita mempelajari accounting dengan menggunakan komputer, dan untuk membuat sebuah fakultas lebih laku dijual ke calon mahasiswa/i, banyak jurusan accounting menyodorkan mata-kuliah komputer, manajemen, hukum, dan bahasa.
     Selain itu juga, accounting bukan hanya belajar tentang pembukuan saja, kita juga diajarkan tentang perilaku akuntansi seperti bagaimana perilaku dalam menyusun anggaran, perilaku biaya,dan perilaku-perilaku dalam metode akuntansi yang lainnya meskipun ujung-ujungnya tetap ke pembukuan.cuma di era sekarang ini tugas pembukuan, dll sudah diganti sama komputer.
      Bagi yang ingin suatu hari menjadi seorang manager atau pemilik perusahaan, mereka mengambil jurusan manajemen, dimana mereka pada umumnya belajar mengurus (to manage) sebuah perusahaan. Dimulai dari prinsip manajerial, perusahaan, dll, kita belajar semuanya yang berkenaan dengan perusahaan; perusahaannya sendiri, produk, servis, hukum, karyawan/tenaga-kerja, termasuk juga akuntasi, termasuk juga bagaimana mengatasi perusahaan yang hampir gagal atau saingan.
   Benar, di manajemen ada juga belajar akuntansi, namun tidak sedalam yang belajar di department/faculty of accounting langsung. Accounting yang dipelajari di manajemen adalah dasar2nya, dan accounting yang perlu diketahui layaknya seorang manager.
     Tapi, bisa saja lulusan accounting tapi jadi manager perusahaan. Karena, masalah manajemen sebuah perusahaan lebih memerlukan pengalaman kerja dan ketelitian, bukan teori atau nilai akademik yang tinggi.
     Mungkin masih banyak beberapa pengertian yang menjelaskan perbedaan antara Akuntansi dan Manajemen, kalo jawaban ini belum memuaskan, rekan - rekan bisa mencari referensi lain yang mungkin lebih mantap lagi.
     Yang pasti, di kami tidak ada perbedaan antara Akuntansi dan Manajemen karena tetap satu "Fakultas Ekonomi".
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Kami Tidak Berhenti Sampai "Disana"!!!


Setelah aksi yang dilakukan oleh seluruh Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Galuh Ciamis pada tanggal 21 Januari 2013 kemarin, ditarik kesimpulan bahwa belum ada keputusan / jawaban yang pasti dari Rektor. Namun perjuangan kami untuk kepentingan mahasiswa khususnya di Fakultas Ekonomi belum berakhir sampai disitu.
Konsolidasi lanjutan pun di lakukan oleh beberapa pengurus BEM dan DPM Fakultas Ekonomi pada tanggal 22 Januari 2013 dinihari. Konslidasi yang berakhir pada pukul 04.00 wib tersebut membahas tentang langkah selanjutnya yang akan dilakukan demi memperjuangkan tuntutan dari seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi.
Setelah melalui konsolidasi yang cukup alot tersebut, maka kami bersepakat untuk melakukan pendekatan secara halus kepada pihak lembaga mengenai isu yang diangkat pada aksi sebelumnya. Tidak akan mengerahkan masa dalam jumlah besar, kami akan mencoba kembali berbicara secara tenang kepada pihak lembaga agar mempertimbangkan kembali kebijakan untuk menaikan biaya perbaikan yang akan diterapkan pada semester ganjil ini karena memang sudah jelas bahwa hal tersebut adalah kebijakan dari Lembaga Fakultas Ekonomi itu sendiri.
Namun setelah kami kaji, memang tujuan dari kebijakan tersebut baik. Yaitu, mahasiswa dituntut lebih aktif dalam berkuliah sehingga memiliki nilai yang baik guna meningkatkan prestasi akademik yang akan digunakan sebagai salah satu syarat untuk peningkatan akreditasi yang selama ini kita tuntut sebelumnya.
Ada beberapa langkah yang akan kami lakukan dalam pembicaraan tersebut, yaitu :
1. Mencaoba mendesak secara halus agar kebijakan tersebut dipertimbangkan kembali karena mau tidak mau hal tersebut akan mengundang reaksi kepada pihak mahasiswa.
2. Jika langkah pertama tidak mencapai kesepakatan, maka kami akan melakukan langkah selanjutnya dalam tingkatan medium, yaitu mencoba melakukan lobi andaipun kebijakan tersebut tidak bisa diubah kembali makan kami mendesak agar tidak diterapkan pada Tahun Akademik yang sekarang.
3. Barulah, jika kedua cara pertama tidak memberikan hasil pun maka dengan terpaksa kami akan melakukan hal yang lebih keras / hard dengan mempermasalahkan hal yang memanas sebelumnya tentang isu ini. Kami akan meminta kejelasan mengapa tidak ada transparasi/kejujuran kepada pihak mahasiswa dengan “melempar”kan alas an bahwa hal tersebut adalah kebijakan rektorat yang sudah secara jelas bahwa Rektor TIDAK PERNAH MENGELUARKAN SK TENTANG HAL INI!!
Kami berharap seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi dapat bersabar, kami tidak akan diam dan akan terus memperjuangkan apa yang menjadi tuntutan kalian. Dan tentunya kami mengaharapkan dorongan do’a dan secara moriil agar apa yang kita harapkan, apa yang akan membuat kita nyaman dalam berkuliah dapat terwujud secepatnya.
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati


 Sesuai kesepakatan pada konsolidasi terakhir yang dilaksanakan oleh seluruh Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas Ekonomi yang terdiri dari BEM dan DPM Universitas beserta ketujuh Fakultas yang ada di Universitas Galuh Ciamis pada tanggal 19 Januari 2013, kemarin pada tepatnya pada tanggal 21 januari 2013 pukul 10.00 wib bersama – sama melakukan aksi yang tertuju pada pimpinan Universitas Galuh Ciamis (REKTOR). Aksi tersebut sebagai bentuk ke”geram”an mahasiswa terhadap Rektor yang masih belum juga memenuhi janjinya terhadap tuntutan – tuntutan yang disampaikan oleh mahasiswa.
Rektor sebagai leader yang diharapkan dan sudah seharusnya memperbaiki keadaan kampus yang semakin buruk ini dan bahkan terkesan memperburuk keadaan, keputusan – keputusan kampus yang semakin otoriter banyak memakan korban baik dari kalangan mahasiswa maupun unsur lainnya. Suara – suara yang disampaikan oleh mahasiswa terkesan hanya dianggap sebagai angin lalu saja oleh pihak – pihak lembaga termasuk rektor itu sendiri.
Terutama aspirasi – aspirasi yang kami ajukan sebagai pemegang amanat dari seluruh mahasiswa yang berada di Fakultas Ekonomi, salah satu masalah yang kami titik beratkan di Fakultas Ekonomi ini sendiri yaitu mengenai kebijakan kenaikan biaya “Semester Perbaikan”(akronim dari SP yang admin artikan sendiri). Kami menuntut Rektor untuk memberikan penjelasan yang sebenar – benarnya mengenai hal tersebut.
“Kami Mahasiswa dari Fakultas Ekonomi merasa sangat keberatan dengan kebijakan kenaikan harga SP di Fakultas kami yang mencapai hingga 150%”, ujar Gubernur BEM Fakultas Ekonomi (Ragil Kusumawardani) pada aksi tersebut, “kami mengklarifikasi kepada pihak lembaga dan mereka memberikan keterangan bahwa hal tersebut adalah kebijakan dari Rektor, mohon beri penjelasan kepada kami mengenai hal tersebut” lanjutnya.
Kemudian dengan sedikit rasa cemas karena jumlah masa yang terhitung banyak. rektor menjawab pertanyaan tersebut “Sebenarnya di Universitas Galuh tidak ada sistem perbaikan yang saudara sebutkan, dan saya tidak pernah mengeluarkan SK(Surat Keputusan) mengenai sistem perbaikan tersebut terlebih lagi penentuan untuk biayanya” jawabnya. Mendengar hal tersebut, sangat bertentangan sekali dengan apa yang dilontarkan oleh pihak lembaga Fakultas Ekonomi itu sendiri yang mengatakan bahwa pihak lembaga Fakultas Eknomi pun merasa terpaksa dengan kebijakan tersebut, dan mereka dengan terpaksa pula menaikan biaya untuk “Semester Pendek” tersebut.
Melihat dua pernyataan tersebut, terkesan “mereka” saling melempar “bola panas”, seakan saling menyalahkan, dan pada akhirnya mahasiswa lah yang menjadi korban atas perilaku mereka. Lalu, apa yang sebenarnya menyebabkan adanya kebijakan hal tersebut??? Mungkinkah, kampus yang dalam kenyataanya seharusnya bertindak sebagai lembaga pendidikan, kini dijadikan “ladang bisnis” oleh beberapa pihak yang ada didalamnya?
Hasil aksi tersebut tentunya akan ditinjaklanjuti dan akan dikaji lebih dalam lagi oleh seluruh KBM UNIGAL dan semoga bisa menghasilkan kebijakan yang sesuai dengan apa yang kita tuntut dalam aksi tersebut sebagai bukti nyata kami dalam memperjuangkan hak – hak seluruh Mahasiswa Universitas Galuh Ciamis.
Karena tidak ada kepuasan atas jawaban - jawaban yang dikatakan oleh Rektor, maka dengan penuh kekecewaan membubarkan diri dan akan kembali melakukan aksi jika tidak ada jawaban secara real yang dilakukan oleh Rektor terhadap janji - janjinya tersebut.
Dalam statement yang dibuat dalam aksi tersebut, Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Galuh menuntut beberapa hal, diantaranya adalah :
 1.   Tingkatkan keamanan dan kenyamanan kampus.
2.   Perbaiki kurikulum dan akademik yang semerawut.
3. Membuat kebijakan yang selalu berpihak kepada Mahasiswa terutama terkait dengan keuangan.
4.   Hapus komersialisasi pendidikan (Hal yang terjadi di Fakultas kita).
5.   Hilangkan konflik di dalam lembaga
6.   Perbaiki fasilitas kampus.
7.   Perbaiki akreditasi.
8.   Lebih aspiratif dan menjungjung tinggi demokrasi.
9.  Kejelasan pengilangan mata kuliah Pancasila serta memohon maaf kepada Mahasiswa dan BANGSA INDONESIA.
 
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati


Semester Pendek (SP) lazimnya adalah suatu cara yang ditempuh oleh mahasiswa untuk mempercepat masa kuliahnya dengan mengontrak beberapa mata kuliah yang terdapat di tingkat/semester di atasnya dengan syarat telah memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak Rektorat di Universitas tersebut. Namun terlihat ada sedikit penyimpangan makna dari akronim “SP” di universitas ini, bahkan bisa disebutkan terlampau jauh dengan makna yang sebenarnya.

Kenyataan yang terjadi hingga saat ini, mahasiswa sulit untuk menempuh semester pendek dengan makna yang sebenarnya, bahkan bisa dibilang “nyaris” tidak ada satupun mahasiswa yang menempuh semester pendek dalam artian yang sebenarnya.
Terdapat hal yang menggelitik yang terjadi, Semester Pendek ini pada pelaksanaannya saat ini diaplikasikan sebagai ajang untuk perbaikan nilai Ujian Akhir Semster pada semester sebelumnya dan justru makna semester pendek disini lebih tepatnya dijadikan sebagai ajang “remidial”, dan bahkan untuk system pengontrakan SKS (Sistem Kredit Semester) terkesan sudah diatur, diblok-blokan sehingga tidak ada mahasiswa yang bisa lulus lebih cepat, paling “banter” malah banyak yang lulus melebihi batas waktu yang telah ditentukan.
Di sisi lain memang hal tersebut sedikit menguntungkan bagi mahasiswa, nyatanya system seperti ini masih tetap dijalankan oleh kebanyakan mahasiswa yang memiliki memiliki nilai yang kurang untuk beberapa mata kuliah yang telah dilaluinya.
Namun, saat ini banyak mahasiswa yang merasa risih dengan “semester pendek” saat ini. Bukan dikarenakan pemaknaan dari SP tersebut, melainkan dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh mahasiswa untuk mengikuti “SP” ini. Hal tersebut bermula di awal semester Tahun Akademik 2012 - 2013 hanyalah selentingan – selentingan “kabar burung”, namun setelah mendekati masa – masa UAS semester ganjil ini, selentingan tersebut mulai menunjukan keseriusannya. Sudah dipastikan biaya yang harus dikeluarkan berubah dan “SP” pun berkanti menjadi SA “Semester Antara”(Memang terdengar ganjil dalam pengkalimatannya, namun itulah yang terjadi.)
Kita bahas mengenai biaya administrasi. Sebenarnya, di beberapa fakultas masih tetap / sama dengan sebelumnya untuk biaya administrasi. Ada yang sesuai dengan biaya SKS, setengah dari harga SKS, namun ada hal yang membuat mahasiswa merasa mulai risih dengan “SA” ini yaitu dengan melonjaknya biaya yang mengalami kenaikan hingga mencapai 150%/sks-nya dari biaya per mata kuliah untuk setiap semesternya.
Setelah diklarifikasi ke beberapa pihak terkait, mereka berkata “hal tersebut dilakukan agar mahasiswa lebih rajin dalam perkuliahan sehingga mereka berfikir ulang jika hanya bermain-main sajan dan tidak perlu mengikuti kegiatan SP/SA sehingga bisa lulus tepat pada waktunya”, ada juga yang berkata “ya mau bagaimana lagi?, itu sudah kebijakan dari Rektorat”. Dua kalimat tersebut yang sebenarnya menggelitik admin untuk menulis artikel ini.
Alasan pertama yang admin tangkap adalah “agar mahasiswa siswa bisa lebih serius kuliah - mendapat nilai bagus - tidak perlu mengikuti SP/SA - lulus tepat waktu”. Jika kita lihat pada kenyataannya, masih banyak kita temukan kejadian mahasiswa yang rajin dan serius berkuliah, namun pada kenyataanya ketika hasil ujian keluar, nilai dia kurang, disisi lain ada mahasiswa yang bermalas-malasan dalam berkuliah namun dia bisa mendapatkan nilai yang bagus bahkan sempurna.
Bagaimana dengan  jika ilustrasi yang pertama terjadi?? Apakah hal tersebut dikarenakan penilaian dari pengajar(dosen) yang dilakukan secara Subjektif?? entahlah, admin enggan membahas hal tersebut. Di sisi lain, mahasiswa yang mengalami hal yang admin ilustrasikan tadi berlatar belakang dari keluarga yang (maaf) kurang mampu dengan terpaksa tidak dapat memperbaiki nilainya dikarenakan tidak mampu memenuhi biaya administrasi yang naik 150% tersebut.
Dan untuk alas anyang kedua, admin penasaran “Apakah hal tersebut memang kebijakan dari pihak Rektorat??”, admin berinisiatif untuk bertanya kepada ketua SeMa / BEM dari fakultas lain ketika forum yang diadakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas. Dan ternyata, dari keenam fakultas yang memberikan informasi, biaya untuk menempuh SP/SA ini bervariasi. Hal yang paling mencengaangkan bagi admin, “fakultas ini”lah yang paling tertinggi karena mencapai penaikan sebesar 150%, sehingga dapat disimpulkan bahwa kenaikan biaa untuk menempuh masa “remidial” ini adalah "BUKAN KEBIJAKAN REKTORAT!!!
Dan pada akhirnya, hanya satu pertanyaan yang ingin admin lontarkan, “Ada apa dibalik semua kebijakan ini?? Apakah kampus dijadikan lahan bisnis bagi pihak – pihak tertentu?? Ataukah memang ada yang salah dengan system ini walaupun tujuan mereka mulia??”………
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati