Mata Pelajaran Bahasa Daerah secara eksplisit tidak dimasukkan ke dalam
kurikulum terus menuai reaksi dari berbagai kalangan. Wakil Bupati
Ciamis H. Iing Syam Arifin pun ikut bersuara.
Ia tidak setuju pelajaran Bahasa Sunda dihilangkan atau diintegrasikan dengan mata pelajaran lain, apalagi tidak diajarkan di sekolah.
"Padahal selama ini Bahasa Sunda menjadi muatan lokal sekolah dasar di Jawa Barat. Dengan Kurikulum 2013, pemerintah terkesan lebih mengutamakan bahasa asing dan mengesampingkan bahasa daerah," tegas Wabup H.Iing Syam Arifin usai membuka Porseni Osisi SMAN I Ciamis Senin (14/1).
Diungkapkan H. Iing Syam Arifin, dalam filosofi Sunda, bahasa Sunda bukan hanya "ciciren" atau identitas budaya Sunda, melainkan juga sebagai pelestari nilai-nilai tradisi dan nilai kebenaran serta nilai budaya yang tinggi di dalamnya hingga demikian bila saja bahasa daerah dihilangkan tidak mentup kemungkinan identitas bangsa ini akan hilang juga.
"Bahasa Sunda adalah bahasa ibu, bahasa yang harus dilestarikan,sebagai orang daerah kita harus ada upaya mempertahankan dan melestarikan bahasa Sunda,hingga konsep Nyantri,Nyakola dan Nyunda betul-betul terwujud,"tegas H.Iing Syam Arifin.
Menurutnya, pelajaran bahasa daerah harus tetap ada dalam Kurikulum 2013,serta kedudukannya disejajarkan dengan mata pelajaran lain dan hal ini tentunya tak hanya sebatas bahasa Sunda saja namun juga bahasa daerah lain seperti Jawa, Bali, serta bahasa daerah lainnya tetap diajarkan di sekolah.
Di tempat terpisah pegiat budaya, Aip Saripudin pun menolak tegas kurikulum 2013 yang tidak memasukkan bahasa Sunda yang kedudukannya penunjang bahasa nasional. Bahasa daerah harus jadi mata pelajaran di tingkat SD, SMP, SMA untuk melestarikan keberagaman budaya.
"Bila saja kurikulum 2013 yang menghapus muatan lokal bahasa daerah khusunya bahasa Sunda berarti pemerintah akan menghilangkan pelestarian bahasa daerah. Artinya ngajak ngesang ka urang Sunda," tegas Aip Saripudin.
Ia tidak setuju pelajaran Bahasa Sunda dihilangkan atau diintegrasikan dengan mata pelajaran lain, apalagi tidak diajarkan di sekolah.
"Padahal selama ini Bahasa Sunda menjadi muatan lokal sekolah dasar di Jawa Barat. Dengan Kurikulum 2013, pemerintah terkesan lebih mengutamakan bahasa asing dan mengesampingkan bahasa daerah," tegas Wabup H.Iing Syam Arifin usai membuka Porseni Osisi SMAN I Ciamis Senin (14/1).
Diungkapkan H. Iing Syam Arifin, dalam filosofi Sunda, bahasa Sunda bukan hanya "ciciren" atau identitas budaya Sunda, melainkan juga sebagai pelestari nilai-nilai tradisi dan nilai kebenaran serta nilai budaya yang tinggi di dalamnya hingga demikian bila saja bahasa daerah dihilangkan tidak mentup kemungkinan identitas bangsa ini akan hilang juga.
"Bahasa Sunda adalah bahasa ibu, bahasa yang harus dilestarikan,sebagai orang daerah kita harus ada upaya mempertahankan dan melestarikan bahasa Sunda,hingga konsep Nyantri,Nyakola dan Nyunda betul-betul terwujud,"tegas H.Iing Syam Arifin.
Menurutnya, pelajaran bahasa daerah harus tetap ada dalam Kurikulum 2013,serta kedudukannya disejajarkan dengan mata pelajaran lain dan hal ini tentunya tak hanya sebatas bahasa Sunda saja namun juga bahasa daerah lain seperti Jawa, Bali, serta bahasa daerah lainnya tetap diajarkan di sekolah.
Di tempat terpisah pegiat budaya, Aip Saripudin pun menolak tegas kurikulum 2013 yang tidak memasukkan bahasa Sunda yang kedudukannya penunjang bahasa nasional. Bahasa daerah harus jadi mata pelajaran di tingkat SD, SMP, SMA untuk melestarikan keberagaman budaya.
"Bila saja kurikulum 2013 yang menghapus muatan lokal bahasa daerah khusunya bahasa Sunda berarti pemerintah akan menghilangkan pelestarian bahasa daerah. Artinya ngajak ngesang ka urang Sunda," tegas Aip Saripudin.
Sumber : Kabar Priangan
Agen Judi Online
Agen Judi
Agen Judi Terpercaya
Agen Bola
Bandar Judi
Bandar Bola
Agen SBOBET
Agen Casino
Agen Poker
Agen IBCBET
Agen Asia77
Agen Bola Tangkas
Prediksi Skor
Prediksi Skor CELTA DE VIGO VS VALENCIA 7 November 2015